By: B.Adisetiawan S.Pd Based On True Story Sejak kuliah (tahun 2002) saya mempunyai teman berinisial RI (hingga tahun 2009 ini dia belum lulus kuliah, padahal jurusan yang dia ambil bukan kedokteran) entah apa yang menginspirasinya sehingga dia tetap enjoy dengan status MAPALA-nya (mahasiswa paling lama).....
hingga sekarang kita masih sering berkumpul di kosan meskipun sesekali dia harus pulang ke jakarta dengan alasan kangen dengan cewenya..... Sepenggal kisah tentang RI diatas, belum menjadi hikmah yang dapat kita ambil pelajaranya..... (sabar ya.....) RI punya hobi tidur hingga 14jam sehari..... bahkan saya sendiri selalu bertanya-tanya... apakah prinsip hidupnya “tidur untuk hidup” atau “hidup untuk tidur” ? Wuiiiihhhh sulit untuk diungkapkan..... Teman-teman sekitar sudah merasa gerah dan kesal karena RI selalu terlihat sedang menjalankan ritualnya yaitu tidur..... Suatu hari di sore hari, saya dan teman-teman merasa butuh refreshing keliling bandung,,,,, semua orang sepakat untuk berangkat,,, tapi hanya RI saja yang menolak dengan alasan “males ah.... lebih baik tidur, karena dengan tidur dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan” Hmmmm masuk akal memang bagi seorang tukang tidur yang sempat-sempat nya berpikir..... Tanpa RI, planing kita tetap berjalan.... makan, nonton, beli DVD bajakan, maen ke Mall, ke toko buku, dll sudah memanjakan diri dari kesibukan kita sehari-hari..... Sekitar pukul 22.00 kita semua memutuskan untuk mengakhiri petualangan kita keliling bandung, dan segera meluncur pulang ke kosan..... Di perjalanan, kita merasa kelaparan sehingga memutuskan untuk membeli makan malam.... dilebihi satu buat RI..... Setibanya di kosan, kita semua memborbardir kamar supaya si kebluk RI bangun..... “woi.... bangun-bangun !!!! kerjaan nya tidur aja..... ga kebagian rejeki tau !!!” teriak salah satu kawan saya yang merasa kesal terhadap kebiasaan RI.... “nih.... makan dulu... kita sengaja ga makan di tempat biar bisa makan bareng di kosan..” lanjut kawan saya yang lain..... tanpa disangka RI nyeleneh: “sapa bilang orang yang banyak tidur ga kebagian rejeki? Nih buktinya,,,, aku dari tadi tidur aza,,,, dateng juga tuh rejekinya.....” ucap RI sembari garuk-garuk kepala disertai nguap.... “ALLAH tuh maha ADIL dan PEMURAH, ingat itu wahai kawan” ungkap RI sambil menyombongkan diri karena mampu mendapatkan rejeki tanpa bersusah payah..... Wuuuiiiiihhhhh...... kadang bentuk pemikiran RI itu masuk akal, dan ada benarnya,,,,, tidak jarang semua orang yang berlomba mencari rejeki sampai harus mengorbankan keluarganya, saudaranya, temanya, bahkan orang tuanya..... padahal kita semua tau, bahwa segala bentuk kekayaan yang bersifat materi, tidak akan dia bawa hingga akhir hayat, dan belum tentu dapat mendekatkan diri kita kepada Sang pemberi rejeki....... Cara berpikir RI tadi, akan senantiasa membatasi ambisi kita untuk menjadikan harta segala-galanya.... itulah sisi positif nya... Sisi negatif dari cara berpikir RI diatas,,,,, akan menjadikan semua orang tidak mempunyai semangat untuk maju,, seperti berpangku tangan, tidak mau bekerja keras, pasrah atau bermental “nrimo” dll...... mudah-mudahan kisah ini dapat menginspirasi rekan-rekan agar menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat tambahan pemikiran dari saya "dengan tidur selain dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan, ternyata dapat mengurangi resiko dosa yang akan kita perbuat jika kita terbangun...."
Selengkapnya

Riding And Thinking

by SuccessForUs | 11:23 PM in | comments (0)

Oleh: B. Adisetiawan S.Pd
Pada jaman seperti ini 98% penduduk dunia sudah tidak asing dengan namanya kendaraan yang dapat memindahkan barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lain secara nyaman dan aman. Terlepas dari perannya sebagai pengemudi atau penumpang kendaraan tersebut, saya ingin mengajak semua pihak untuk mengambil pelajaran yang sangat berharga dalam berkendara.
Saya pribadi menemukan beberapa pelajaran berharga dalam berkendara lebih disebabkan karena sering bepergian menggunakan motor, bahkan untuk jarak antar kota sekalipun. Awalnya saya merasa renungan ini merupakan lamunan biasa yang sering dilakukan oleh para pengemudi, namun semakin hari saya semakin meyakini bahwa selama kita terbuka terhadap ilmu pengetahuan maka aktifitas sehari-hari pun akan menjadi bermakna untuk selalu diambil pelajarannya.
1. Kaca Spion
Fungsi dasar dari penggunaan kaca spion adalah untuk melihat kondisi dan laju kendaraan lain yang berada dibelakang. Dengan menggunakan spion, anda memiliki 4 mata, 2 mata untuk melihat kedepan, 2 mata untuk melihat kebelakang. Bila anda hendak mendahului kendaraan dibagian depan, atau berpindah ruas, maka akan dengan cepat anda dapat mengetahui keadaan dibelakang dan dibagian depan anda.
Penggunaan spion pada kendaraan merupakan ilustrasi kehidupan kita selama ini. Kita ibaratkan bahwa pandangan kita kedepan ketika berkendara merupakan pandangan kita terhadap masa depan, sementara pandangan kita melalui spion merupakan pandangan hidup kita tehadap masa lalu kita. Artinya untuk mencapai tujuan hidup sudah seharusnya kita melihat kedepan, adapun waktu untuk melihat masa lalu kita hanyalah sesaat bukan menjadi prioritas.
Ini merupakan hal yang penting karena tidak sedikit manusia yang selalu terjebak oleh masa lalu kehidupannya. Berapa banyak orang yang merasa ragu menjalani hidupnya dikarenakan oleh masa lalu yang buruk ---pernah mengalami kegagalan, merasa berasal dari keluarga yang susah, bahkan merasa latar belakang pendidikan rendah. WAKE UP !! ingat !! itu adalah sepotong kehidupan anda, anda akan menempuh perjalanan ke depan bukan kebelakang, kita boleh melihat masa lalu kita tapi tidak boleh terlena dan harus menjadi inspirasi untuk menatap masa depan anda layaknya penggunaan spion yang anda pergunakan sesekali dan bukan prioritas pandangan anda untuk mencapai tujuan hidup.
2. Lampu Utama
Pengarang buku ternama Jack Canfield dalam The Secret memberikan ilustrasi sebuah mobil yang berjalan dimalam hari hanya akan dapat menerangi jalan dalam jarak 30-60m ke depan tapi ternyata anda dapat mengemudikannya sejauh keinginan anda bahkan hingga ratusan kilometer. Artinya sejauh apapun tujuan hidup anda, maka harus lah dimulai dari pencapaian tujuan yang terdekat dan harus yakin bahwa 60m kedepan akan terlihat setelah melaluinya. Hidup ini penuh misteri, kita tidak mengetahui bagaimana kita nanti ---karir, kebahagiaan, kondisi financial, asmara, bahkan kondisi spiritual kita. Hanya diri kita lah yang dapat membuka misteri hidup ini dengan cara membuka jalan kehidupan layaknya melewati 60m seperti yang diilustrasikan oleh Jack Canfield
3. Lampu Sen
Sen berasal dari bahasa inggris “sign” yang berarti “tanda”. Ada empat peruntukan lampu sen yang saya ketahui sampai sakarang, yaitu:
a. sebagai tanda belok,
di pertigaan dan perempatan, kita wajib memberi tanda sen untuk memberitahu pengendara lain dari depan maupun belakang, bahkan dari samping.
b. sebagai tanda mendahului kendaraan yang ada di depan kita,
ketika menyalip kendaraan yang berada di depan kita, kita wajib pula untuk memberi sen kanan untuk memberitahu bahwa kita hendak menyalip kendaraan yang lebih lambat.
c. sebagai tanda informasi untuk kendaraan dari arah yang berlawanan untuk keluar dari jalur kita,
ketika kita sedang berada di jalan kemudian melihat dari arah yang berlawanan ada kendaraan yang mengambil jalur kita maka harus memberikan lampu sen kanan untuk menunjukan bahwa kendaraan tersebut harus keluar dari jalur kita dan harus segera kembali ke jalur yang sebenarnya.
d. sebagai tanda pindah jalur atau ruas jalan.
Ketika sedang mengendarai kendaraan di banyak jalur atau ruas, maka pengemudi wajib memberikan sen kanan atau kiri sesuai jalur atau ruas yang hendak dituju, tentu saja dengan mengurangi kecepatan terlebih dahulu dan memperhatikan kondisi kendaraan dibelakang kita melalui kaca spion
Meskipun kita mengetahui peruntukan lampu sen tersebut namun terkadang pengendara terlalu menyepelekan atau malas menghidupkan lampu sen, mereka tidak perduli dengan pengendara yang berada dibelakang atau sekitarnya.
Dalam pencapaian hidup kita ---cita-cita, mimpi, obsesi, dll--- secara alamiah haruslah disosialisasikan (red:diinformasikan). Proses meng-informasikan tersebut sangatlah penting karena dapat diibaratkan sebagai pengendara yang mempunyai niat untuk belok atau pindah ruas dengan menggunakan lampu sen, maka melalui lampu sen tersebut keinginan, maksud, niat kita untuk mencapai tujuan akan segera diketahui oleh orang sekitar kita, kemudian serta merta orang sekitar kita akan mendukung niat kita demi keselamatan bersama.
Itulah yang menjadi intisari dari “Law of Attraction” dimana semua keinginan kita harus kita kembalikan kepada alam agar alam serta merta mendukung kita untuk mewujudkan semua keinginan kita. Coba bayangkan bila kita seenaknya menentukan keinginan hidup kita, alam semesta akan merasa jengkel layaknya melihat orang yang seenaknya pindah ruas atau belok tanpa memberikan lampu sen.
Perlu saya tegaskan kembali bahwa penginformasian keinginan kita bukan tanpa batas, saya ibaratkan lagi ketika saya hendak pergi ke rumah saudara yang berada diluar kota, saya tidak perlu menginformasikan hal tersebut sedetail mungkin kepada seluruh pengguna jalan, tapi cukup hal-hal kecil saja seperti lampu sen. Artinya setiap tahapan strategi kita dalam pencapaian tujuan hidup, tetap menjadi rahasia kita tanpa perlu orang lain mengetahui semuanya.
4. Kebut-kebutan di jalan umum
Sering kali saya menyaksikan secara langsung kondisi dimana para pengemudi ---kebanyakan pengemudi motor--- mengendarai kendaraan nya secara tergesa-gesa seolah sedang balapan, atau bahkan sudah tidak tahan ingin ke toilet. Peristiwa ini tidak jarang menimbulkan kekesalan para pengguna jalan lain ---saling melotot, membentak--- bhakan yang lebih parah adalah dapat menghantarkan mereka ke bengkel, rumah sakit, bahkan kuburan sekalipun.
Sudah sering saya alami ketika ada pengendara lain yang kebut-kebutan ---entah itu merasa terlambat ke tempat tujuan atau apalah--- hingga menimbulkan resiko yang tinggi terjadinya kecelakaan, selang beberapa waktu ternyata kita berpapasan di persimpangan lampu merah…… saya jadi merasa heran sendiri ketika orang lain dengan sekuat tenaga ingin mencapai tujuan tepat waktu hingga harus mempertaruhkan keselamatan bahkan nyawanya sekalipun.
Richard Carlson dalam bukunya “Don’t Sweat Small Stuff” mengingatkan kepada kita bahwa “Hidup Bukanlah Keadaan Gawat Darurat” . kebanyakan orang terlalu serius ---tanpa perhitungan--- memikirkan sasaran kita sehingga lupa menikmati hidup sepanjang jalan menuju tujuan itu, dan lupa mengendurkan langkah. Langkah pertama untuk menjadi orang yang lebih tenang adalah memiliki kerendahan hati untuk mengakui bahwa, pada kebanyakan kasus, kita menciptakan keadaan darurat kita. INGAT !!! hidup ini akan tetap berlangsung walupun ada hal-hal yang berjalan tidak sesuai dengan rencana. Sehingga ungkapan “Hidup bukanlah keadaan gawat darurat” sangat bermanfaat untuk diingat-ingat dan tidak boleh dijadikan pelarian bagi orang yang memang ingin bermalas-malasan dalam menjalani hidup ini.
Source of Inspiration:
- “The Secret” Movie
- Carlson, Richard.2005. “Don’t Sweat Small Stuff ”.Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
- http://thunder125.invisionplus.net/?mforum=thunder125&s=525c105aa203b2af287b9770baa0b6bb&showtopic=4423
- http://winmit.blogdetik.com/2008/12/10/lampu-sen-dan-traffic-light/
Selengkapnya

By: Adisetiawan, Budi
This article is written by John Wesley, as published at http://suryosumarto.com/

Pernahkah anda merasakan ketika pekerjaan seakan tidak ada habis-habisnya? Meskipun sudah bekerja lebih dari delapan jam sehari, pekerjaan bukannya selesai malah makin menumpuk dan akhirnya membuat pikiran anda makin stress? Kalau jawabannya “ya”… saya pikir anda tidak sendiri. Semua orang yang mempunyai pengalaman kerja tentu pernah merasakannya, minimal sekali sepanjang karir profesionalnya (saya pun -dulunya- sering mengalami hal ini)
Dari hasil membaca berbagai referensi dan juga pengalaman pribadi, sebetulnya ada beberapa cara untuk membuat hari kerja anda lebih produktif, sehingga dengan demikian anda tak perlu lagi menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab anda. Berikut ini adalah 6 cara yang bisa dicoba:

1. Rencanakan hari anda dengan matang. Mantan atasan saya, Pak Toha, sekitar tujuh tahun yang lalu pernah membagi tipsnya kepada saya untuk membuat perencanaan hari yang baik. Caranya cukup mudah, ketika anda akan pulang kantor, tuliskan enam hal penting (sesuai prioritas) yang akan anda lakukan untuk menyelesaikan seluruh tugas pada hari berikutnya. Begitu anda masuk kerja keesokan harinya, kerjakan semua hal yang sudah anda tulis, lalu sorenya lakukan evaluasi, dan sebelum meninggalkan kantor tuliskan kembali enam hal yang akan anda lakukan di hari berikutnya. Kelihatannya sepele sekali, tapi saran ini sudah terbukti manjur untuk membuat hari kerja saya jauh lebih produktif.

2. Jauhi “godaan” teknologi. Berkirim email, bermain game komputer, mengobrol di telepon, chatting melalui instant messenger, browsing Facebook, Friendster, detik, dan lain sebagainya bukanlah prioritas utama ketika anda ada di kantor pada jam kerja. Daripada anda terlihat tidak profesional -dan bisa jadi mempengaruhi pula produktifitas kerja anda- lebih baik lakukan semua aktifitas tersebut diluar jam kerja resmi.

3. Berani berkata tidak. Bila memang bukan hal yang sangat penting, anda harus bisa menolak rekan kerja anda yang meminta tolong mengerjakan sesuatu yang kemungkinan menyita waktu anda. Jangan kuatir anda akan dijauhi rekan-rekan kerja, karena bila anda bisa memberikan pengertian dengan cara yang baik maka sebagai sesama profesional rekan-rekan pasti akan bisa memaklumi alasan yang anda lontarkan.

4. Menata area kerja. Sepertinya tidak berhubungan, tapi tidak bisa dipungkiri kalau anda akan menjadi lebih produktif bekerja di area kerja yang bersih, tertata dan seluruh dokumen yang anda perlukan tersusun rapi serta sistematis.

5. Jangan pernah menunda. Secara jujur saya akui, sebetulnya saya termasuk tipe ini. Melalui cara yang agak kurang menyenangkan beberapa waktu yang lalu, akhirnya saya bisa memetik hikmah sekaligus menyadari kalau menjadi seorang procrastinator alias si penunda pekerjaan hanya akan menyusahkan diri sendiri di belakang hari. Bagi seorang procrastinator sejati, hari kerja produktif adalah bagaikan mimpi di siang bolong; mereka ingin bisa mewujudkannya tapi malah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan tersebut.

6. Lakukan perubahan internal. Ketika semua faktor eksternal sudah mendukung, ada kemungkinan tidak terjadi perubahan apapun sesuai dengan apa yang diinginkan. Kalau itu yang terjadi, silakan anda melakukan introspeksi, apakah anda sudah berusaha sungguh-sungguh merubah pola kerja anda menjadi lebih produktif? Kadang faktor internal tanpa disadari sering menjadi penghambat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Satu hal yang harus diingat, segala sesuatu yang akan kita kerjakan harus berasal dari niat yang kuat, perencanaan yang matang dan diikuti pula dengan perbuatan nyata untuk mewujudkannya.

Ketika anda sudah melakukan semua itu, percayalah kalau anda pasti bisa menemukan jalan anda sendiri untuk mencapai produktifitas optimal di tempat kerja.
Selengkapnya

Followers

About me